Ilustrasi Suasana Proklamasi RI (foto: Google)
Bulan Agustus bisa dikatakan menjadi  bulan teristimewa bagi bangsa ini.  karena pada bulan Agustus ini,  Bangsa Indonesia ini dapat bersatu,  membulatkan tekad menjadi bangsa  yang mandiri, dan membebaskan diri dari  cengkraman penjajah yang telah  mendiami bangsa ini sekaligus  mengeksploitasi isi perut bumi Indonesia  berabad-abad lama nya. melalui  sosok dwi Tunggal Ir.Soekarno dan  Moh.Hatta bangsa ini mem-proklamasikan  kemerdekaannya.
Ilustrasi Teks Proklamasi (foto: Google)
Hari ini tepat tanggal 17 Agustus 2011   bangsa ini merayakan genap ulang Tahun Kemerdekaannya yang ke-66 Tahun. Sebuah perjalanan panjang dan berliku sudah dan akan terus dilalui oleh   bangsa ini dalam menjalani kehidupannya di dunia ini. diawal  kemerdekaan  bangsa ini harus bersusah payah menyatukan segala sesuatu  nya, banyak  melakukan rekonsiliasi dalam kehidupan berbangsa. hal ini  dapat  dimaklumi, karena sebagai bangsa yang baru terlahir, Bangsa  Indonesia  harus terlebih dahulu menguatkan pondasi kebangsaannya agar  dapat kuat  menopang kehidupan bernegara di tahun-tahun berikutnya. Hal  yang mungkin  saja paling kita ingat peristiwa diawal-awal Indonesia  merdeka adalah  bagaimana langkah Ir.Soekarno yang sangat patriotik  untuk melakukan  nasionalisasi untuk seluruh asset yang tadi nya milik  penjajah yang  terkutuk dengan tujuan untuk menggerakkan perekonomian  anak Bangsa.
Selepas Rezim heroik khas  Ir.Soekarno  dan Moh Hatta, datanglah rezim baru yang pada masa nya juga  ikut  mewarnai perjalanan bangsa ini. Tepatnya pada Tahun 1966, sosok  H.M.  Soeharto hadir mengisi tampuk kekusaan Republik kita ini. dengan   mengusung nama “orde baru” H.M.Soeharto menawarkan gagasan untuk Koreksi   total atas semua penyimpangan yang terjadi di masa orde lama dibawah   komando Ir.Soekarno. Rezim Orde baru ini berlangsung pada periode 1966   hingga 1998, seperti yang kita ketahui Presiden Soeharto memimpin bangsa   ini selama 32 Tahun. Selama kurun waktu inilah warna bangsa Indonesia   semakin berwarna-warni dibuatnya. karena, dibawah orde baru pertumbuhan   ekonomi bangsa yang tercapai, namun tak dapat dipungkiri pada masa  orde  baru inilah, bangsa ini memiliki budaya baru yang bernama korupsi. Selain itu, bangsa ini mengalami sebuah fase kemiliteran yang tegas  dan  keras. berlindung di balik tank-tank militer inilah rezim Soeharto   mengambil keputusan terkenal hingga kini, diantara nya pelarangan   berekspresi warga keturunan Tionghoa, mereka di anggap sebagai warga   negara asing, sehingga menghapus hak-hak mereka sebagai warga negara.   selain itu. Di rezim inilah bangsa kita mengalami fase-fase hitam di   dunia informasi, dikarenakan kebebasan Pers di kerdilkan, hal ini   ditandai dengan banyaknya media massa yang di bredel. ditengah banyak   nya noda hitam, tidak bisa dipungkiri oleh Republik ini. 
Rezim Orde baru   pernah mencapai hal-hal positif untuk rakyatnya, diantaranya:   Perkembangan GDP per kapita Indonesia yang pada tahun 1968 hanya US$ 70   dan pada 1996 telah mencapai lebih dari US$ 1.560, sukses Transmigrasi,   Sukses KB, Sukses mengurangi Buta Huruf, Sukses swasembada pangan,   Pengangguran minimum, Sukses REPELITA (Rencana Pembangunan Lima Tahun),   Sukses Gerakan Wajib Belajar, Sukses Gerakan Nasional Orang-Tua Asuh   (GN-OTA), Sukses keamanan dalam negeri, Investor asing mau menanamkan   modal di Indonesia, Sukses menumbuhkan rasa nasionalisme dan cinta   produk dalam negeri.
Pada periode Tahun 1998, terjadi   pergolakkan besar di bangsa ini. dimulai dengan krisis finansial yang   mendera bangsa ini pada pertengahan 1997. disertai kemarau terburuk   dalam 50 tahun terakhir dan harga minyak, gas dan komoditas ekspor   lainnya yang semakin jatuh. Rupiah jatuh, inflasi meningkat tajam, dan   perpindahan modal dipercepat. hal ini lah yang diyakini menjadi awal   mula jatuhnya rezim orde baru. melihat negara yang berada dalam titik   nadir, para pemerhati nasib bangsa keluar dari sarangnya. disertai   perjalanan sejarah yang panjang, dan dimotori oleh kaum akademisi kampus   atau biasa sebut dengan Mahasiswa proses penggulingan H.M.Soeharto di   mulai. perjuangan para mahasiswa ini ditambah dengan dengan gerak para   tokoh bangsa, akhirnya pada tanggal 21 Mei 1998 H.M.Soeharto menyatakan   mundur sebagai Presiden Indonesia. Selepas pernyataan mundurnya H.M.   Soeharto dari tampuk kekuasaan, bangsa Indonesia memasuki periode   barunya dalam menjalani kehidupan berbangsa nya. Periode baru ini kita   kenal dengan periode Rezim Reformasi. pada rezim Reformasi ini bangsa   Indonesia kerap sekali berganti tampuk pimpinan Republik, sehingga   memunculkan nama-nama Berikut sebagai pemimpin bangsa. tokoh-tokoh itu   ialah: B.J.Habibie, K.H.Abdurrahman Wahid, Megawati, dan Susilo Bambang   Yudhoyono.
Di masa Reformasi ini, hanya nama Susilo   Bambang Yudhoyono yang dapat sukses menjadi pemegang kekuasaan Republik   ini terlama. Karena SBY sapaan akrab presiden Susilo Bambang Yudhoyono   ini berhasil duduk sebagai penguasa kekuasaan Republik ini selama 2   Periode berturut-turut. SBY awal naik sebagai Presiden pada tahun   2004-2009. lalu pada periode berikutnya 2009 SBY yang berganti pasangan   ini sebagai wakil nya terpilih kembali dalam pemilihan umum 2009 yang   konon menjadi pemilu pertama yang memilih presiden dan wakil presiden   secara langsung. selepas pemilu 2009 itu, hingga kini SBY berserta   Boediono menguasai rezim Reformasi ini. seperti Rezim-Rezim sebelumnya,   Rezim SBY ini juga mengalami fase-fase negatif dan tak jarang hal-hal   postif. Di Rezim SBY ini hal positif yang paling dapat dirasakan semakin   baiknya kebebasan Pers di Indonesia. Dan melalui Pers inilah Rakyat   dapat memantau tingkah laku pemimpinnya. melalui kebebebasan Pers inilah   Rakyat dapat melihat hal-hal yang berbau negatif pula dari pengelolaan   negara ini. sesuatu yang langka dan bahkan mustahil di lihat di Rezim   Sebelumnya.
Rezim Reformasi dibawah kekuasaan SBY,   tampaknya menjadi perjalanan terberat Republik. karena, di Bawah   kekuasaan SBY inilah tersajikan untuk dikonsumsi Rakyat, hal-hal yang   sangat memalukan dan menjijikan dari tingkah para pemegang amanah   rakyat. hal-hal tersebut, diantaranya nya adalah: mencuatnya kasus Mafia   hukum dimana para pemegang amanah. Di bidang hukum Republik memper-jual   belikan hukum, Korupsi semakin sistemik, kasus centuri, mafia pemilu,   mafia Pajak dimana para pemegang amanah pengelola pajak Republik ini   bermain-main dengan profesi nya, sehingga pemasukkan negara tidak   optimal, serta yang terbaru adalah terkuaknya Korupsi sistemik di bidang   anggaran dewan, selain itu, di rezim inilah baru diketemukan para   politisi pembohong untuk menutupi kebobrokkan yang terjadi, beserta   pemimpin yang kerap “curcol” (curhat colongan) , hingga mengusik   ketenangan Yogyakarta, dan para pemimpin negeri ini tidak bergeming  ketika melihat Kedaulatan negeri ini kerap di injak-injak oleh negeri  seberang.
Melalui peran Pers ini pula kita semakin   mengetahui, bahwa dibawah Rezim SBY perjalanan kehidupan Rakyat  Indonesia  juga mengalami hal-hal yang tidak lebih menggembirakan dari  rezim-rezim  sebelumnya. Rakyat Indonesia mengalami fase-fase dimana  biaya kehidupan  nya sangat berat, padahal seperti kita ketahui Rezim  SBY mengklaim  pertumbuhan Ekonomi yang tinggi. Pada Rezim SBY inilah  rakyat juga  mengalami sebuah ketidak pastian hukum di tanah airnya  sendiri, karena  pedang hukum hanya tajam ke kaum bawah Republik ini. Di bidang Pendidikan  Rezim SBY juga tidak menunjukkan prestasi yang  lebih hebat dan visioner  ketimbang rezim sebelumnya. Masih banyak  gedung-gedung sekolah yang  hancur di daerah-daerah, akses menuju  sekolah yang masih sulit juga  masih kerap ditemui, ditengah-tengah  beribu-ribu permasalahan di bidang  Pendidikan ini Rezim SBY tetap angkuh  untuk menggelar Ujian Nasional  sebagai Tolak Ukur Kelulusan siswa.  Rezim SBY juga masih belum dapat  berperan terdepan untuk meratakan  pembangunan Republik. Sehingga banyak  daerah yang jenggah dengan  realita yang ada sehingga mereka berteriak  ingin merdeka, atau ingin  kibarkan bendera negara lain di tanah Ibu  pertiwi. ditengah kondisi  perjalanan rakyat Indonesia yang serba sulit,  Rakyat di suguhi  pemandangan Pejemputan seorang KORUPTOR menggelontorkan  Uang Rakyat  sebesar 4 Milyar dengan pertunjukkan yang berlebihan. 
Berkaca pada hal  ini, sudah seharusnya rakyat Indonesia kembali menyakan  esensi kita  merdeka. sebuah pertanyaan yang timbul dari tingkah laku  negatif yang  menjijikan para pemimpin negeri ini. Terutama para penerus  tongkat  komando pemimpin bangsa dimasa kini., selain itu, tampaknya negeri ini  masih belum dapat memberikan perhatian terbaik terhadap seluruh sejarah  dan pelaku sejarahnya, hal ini dibuktikan dengan banyaknya tokoh-tokoh  Veteran yang kerap mendapat perlakuan buruk dari negara. Padahal sosok  pemimpin saat  ini diharapkan dapat merekonstruksi kembali tujuan kita  berbangsa yang  tertuang dalam pembukaan UUD 1945, sekaligus MEWUJUDKAN  HAL ITU menjadi  nyata bukan sekedar pemanis Kemerdekaan saja.
Untuk itu  menjelang detik-detik  proklamasi yang ke-66 Tahun kita sebagai bangsa  dan negara. sekaligus  yang bertepatan dengan 17 RAMADHAN ini, mari  kita rakyat Negara  Kesatuan Republik Indonesia tertunduklah sejenak sekaligus serentak  berteriak:  
KEMERDEKAAN INDONESIA KINI UNTUK SIAPA..?? untuk seluruh Rakyat Indonesia kah atau hanya untuk  segelintir manusia yang mendiami lingkaran kekuasaan Republik  Indonesia…
DIRGAHAYU TANAH AIR KITA, INDONESIA TERCINTA…
  TERIMA KASIH UNTUK PARA PENDAHULU BANGSA..Ahmad Zain
Sumber: kompasiana.com
